BUNGO – Stigma negatif Suku Anak Dalam (SAD) di wilayah Provinsi Jambi masih menjadi persoalan sosial tersendiri hingga hari ini. Komunikasi yang masih terbatas menjadikan anggapan mereka adalah komunitas yang liar, menakutkan dan termarjinalkan.
Padahal, konstitusi negara kita menyatakan ada hak-hak dasar yang harus dipenuhi mereka sebagai warga negara. Seperti; pendidikan hingga kesehatan. Sebab itulah, perlu peran serta masyarakat luas termasuk pendidikan tinggi untuk menyelesaikan persoalan seperti ini.
Hal itu dibahas saat kegiatan “Inklusi Goes To Campus” dalam upaya menciptakan ruang penerimaan dan kesetaraan yang lebih luas pada komunitas SAD. Kegiatan itu digelar Rabu ( 01/03/2023) Aula kampus Universitas Muara Bungo, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi. Kegiatan ini digelar Pundi Sumatra yang didukung Kemitraan Partnership, termasuk Kreasi Prasasti Perdamaian (KPP).
Tampak hadir dalam acara tersebut rektor Universitas Muara Bungo Dr. Ir. Supriyono., M.P , wakil rektor III Dr. Khairun A. Roni, S.E., M.M , Ibu Dewi Yunita Widiarti selaku CEO PUNDI SUMATRA , Rahmat Triguna dari ruangobrol.id yang langsung didatangkan dari kota Yogyakarta.
Acara tersebut dibuka langsung oleh rektor Universitas Muara Bungo Dr. Ir. Supriyono., M.P . Diawali dengan berlangsungnya panel workshop, dilanjutkan dengan pemutaran film " Pulang Rimba ", sesi tanya jawab dan yang terakhir pengundian Instragram reels conpetition.
Dalam wawancaranya ibu Dewi selaku CEO PUNDI SUMATRA menyampaikan, karena pendampingan membutuhkan kolaborasi dan kerjasama dengan para pihak tidak terkecuali teman-teman dari perguruan tinggi.
Baca juga:
Wagub Jambi Harap Kader PKK Lebih Kreatif
|
" Dari perguruan tinggi gitu Jadi kita melihat kegiatan kita itu sinkron banget gitu ya dengan program studi atau fakultas yang memang ada di kampus universitas Muara Bungo ini, jadi kita memang senang sekali bisa apa bekerja sama kita ingin sebetulnya kampus juga bisa berkolaborasi dengan kita untuk melakukan kegiatan pemberdayaan di lokasi Dwi karya Bakti golnya yang pertama kita berharap sebetulnya anak-anak dari komunitas suku Anak Dalam yang saat ini misalnya sudah duduk di bangku SLTA " , Cetusnya.
Ia juga menambahkan sama seperti adik-adik mahasiswa yang lain, tentu saja kita ingin meningkatkan kapasitas ekonomi dari komunitas universitas Muara Bungo ini pasti memiliki dosen-dosen yang bisa mendukung dari sisi pengalaman dan sisi sumber dayanya.
Dalam sambutannya wakil rektor III Dr. Khairun A. Roni, S.E., M.M ia menyampaikan, kegiatan ini bertajukkan inklusi industri kampus ini berawal dari pertemuan kita dengan pihak pundi Sumatera beberapa waktu yang lalu diawali dari pertemuan di Jambi.
" Ibu Dewi berkunjung ke UMB untuk tindak lanjut dari pembicaraan itu kemudian pada bulan November kemarin kita lakukan MOU di Bappeda kabupaten Bungo di fasilitasi oleh juga PMK Bungo hari ini adalah implementasi dari pertemuan-pertemuan sebelumnya itu sangat selaras secara umum perguruan tinggi itu kan ada Tri dharma perguruan tinggi ada pendidikan penelitian masyarakat dan semua Tri dharma itu masuk untuk kita lakukan bersama-sama pendiri rejeki ini di Sumatera ", Tutupnya.
Rahmat Triguna dari ruangobrol.id mengatakan, kolaborasi pada saat ini cukup menarik karena kita bisa memaparkan keresahan kita yang mana, baru 117 dari suku anak dalam yang pendidikan berbagai jenjang kemudian ada juga yang mahasiswa yang sedang menempuh perguruan tinggi.
" Dengan adanya pemutaran film ini apa ya gaungkan untuk mereka, bisa menambah semangat sekolah, dan semakin bisa didengar oleh teman-teman yang ada di suku anak dalam " , Ungkapnya.
Acara ini ditutup langsung oleh wakil rektor III Dr. Khairun A. Roni, S.E., M.M . ( MR )