Muara Bungo - Saksi dari Paslon 01 Dedy-Dayat di Rapat Pleno Rekapitulasi Suara Pilkada Bungo 2024 menyayangkan sikap KPU dan Bawaslu Bungo yang tidak kooperatif selama tiga hari rapat pleno berlangsung.
Salah satu saksi dari pihak 01, Akhmad Ramadhan mengatakan bahwa saat pleno pihaknya begitu sangat sulit ketika ingin melihat dokumen absensi atau daftar hadir pemilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Padahal katanya, dokumen tersebut merupakan dokumen yang tidak dikecualikan.
“Lempar bola terjadi antara KPU dan Bawaslu Bungo, untuk dokumen yang tidak dikecualikan. Seharusnya kita saksi bisa menerima atau melihat dokumen daftar hadir pemilih, ini sangat sulit sekali kita untuk mendapatkannya, ” ungkapnya, Rabu (4/12/2024).
Apalagi kata Ramadhan, seperti diketahui bersama video viral yang tersebar di media sosial bahwa ada kecurangan yang diduga dilakukan oleh panitia pemilu yang mencoblos tumpukan surat suara di salah satu TPS. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjutnya.
“Kami melihat ada suatu bentuk ketakutan antara KPU dan Bawaslu Bungo ini sehingga selama 3 hari pleno ini ngotot tidak mau mengeluarkan data absensi pemilih. Kami menduga kuat kecurangan di Pilkada Bungo ini terjadi di ratusan TPS yang ada dalam Kabupaten Bungo, dan dilakukan dengan Terstruktur Sistematis dan Masif (TSM), ” ungkapnya.
“Kami menemukan tindak pelanggaran ketika salah satu absensi dibuka, dimana hak suara seseorang digunakan oleh orang lain. Itu terbukti, ” tambahnya.
Baca juga:
Tony Rosyid: Semua Sepakat Pemilu 2024
|
Lebih lanjut, Akhmad Ramadhan menilai Pilkada Bungo 2024 kali ini adalah pemilu yang paling tidak sehat selama pemilu dilaksanakan di Kabupaten Bungo.